Aku ingat saat pertama kali belajar tentang teori kebutuhan dasar manusia atau yang dikenal dengan Teori Kebutuhan Maslow di bangku SMP. Bu guru menjelaskan bahwa menurut Maslow, manusia harus memenuhi kebutuhannya yang paling rendah terlebih dahulu sebelum naik ke tingkat yang lebih tinggi, sampai ia bisa mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan manusia yang paling dasar yaitu;
Saya tidak tahu kapan tepatnya, tapi sejak film Nussa dirilis di bioskop, yang pada awalnya penonton di bioskop dibatasi hanya yang berusia 12 tahun ke atas, mungkin ya sekitar minggu ketiga Oktober, anak-anak akhirnya diperbolehkan masuk bioskop. Hore!
Hari kemerdekaan tahun 2021 ini masih dalam suasana pandemi. Meski beritanya kasus covid sudah melandai, namun pemerintah belum sepenuhnya memberi ijin masyarakat untuk beraktivitas seperti dulu sebelum covid. Ngeri juga sih ya kalau diijinkan nanti kasusnya naik lagi kayak waktu lebaran, duh jangan deh.
Jadi ceritanya, papa ada kamar di hotel Century tanggal 31 Mei sampai 1 Juni. Papa ada acara wedding di Plataran Senayan tanggal 1 Juni dan kemungkinan besar kamar itu ga dipakai crew karena lokasi hotel yang berbeda dengan lokasi acara.
Mama dan Papa membuat skenario, bikin surprise ke anak-anak. Mama bilang, nanti senin (31/6) ikut Mama ya. Mama mau ke rumah teman di Jakarta. Awalnya Ozil menolak, dia bilang mau di rumah saja, tapi Mama bilang takutnya kemalaman, kita harus menginap, akhirnya dia setuju ikut. Fffiuh.
Sabtu (29/6) saya menyuruh anak-anak tidur cepat jam 9 malam karena saya mau merapihkan tas yang mau dibawa. Setelah rapih saya simpan di bawah kasur lalu saya tutup dengan kardus supaya tidak terlihat. Tas itu dibawa papa pada hari Senin pagi-nya diam-diam.
Akhirnya tibalah hari Senin, setelah Zara selesai mengaji sore, kami berangkat menggunakan Blue Bird. Cuaca mendung dan gerimis tipis. Anak-anak masih menyangka bahwa mereka akan pergi ke rumah teman saya, hehe. Oya sebelum jalan, saya bisikan ke driver Blue Bird untuk tidak membahas tujuan kami pergi di mobil nanti. Alhamdulillah jalanan lancar sekali dan tibalah kami di Hotel Century. Zara dan Ozil nampak bingung, mereka bertanya, dimana lokasi ketemuan sama teman Mama? Saya minta mereka menunggu di lobby karena saya mau minta kunci kamar.
Kunci kamar saya pegang dan saya mengajak anak-anak naik lift menuju kamar. Anak-anak tambah bingung, katanya “Ketemuan temen Mama di kamar hotal Ma? Ini kita ga terlambat datangnya? Gimana kalau temen Mama sudah pulang?” Saya jalan saja terus, anak-anak mengikuti. Sampai di depan kamar saya buka pintu, suasana kamar gelap sekali, anak-anak agak takut, takut saya salah masuk kamar, hehe. Saat lampu menyala, papa ternyata ada di dalam kamar sudah menunggu, hehe. Anak-anak? Seneng bangeeet !!! heheheh.
Alhamdulillah karena letak hotelnya di tengah kota, mau apa-apa mudah. Saya pesan Tuku 3 gelas, simpan di kulkas, hehe. Makan McD, pesan pecel, alhamdulillah enak banget deh dan kami sangat menikmatinya. Buat kami, atau saya ya, liburan itu ya begitu. Tidur di hotel, ga masak, bebas jajan, nonton, berenang.
Semoga satu hari kami dapat kesempatan staycation lagi. Amin. Colek Papa.
 |
| kolam renang Hotel Century |
 |
| i wish i have this at home :D |
 |
| Hotel Century |
 |
| Mc Donald nyammm |
 |
| renang terus |
 |
| breakfast, cari tempat sepi |
Saya selalu terjebak dalam situasi; hate dan love relationship with him, my dad. Hate because banyak hal yang susah dilakukannya yang membuat saya ‘kerepotan’. Love karena yaa mau ga mau atau dengan kata lain; disuruh Allah, hehehe.
Proses menyapih pada adek tidak semudah proses menyapih dua sebelumnya. Ada perasaan sedih yang menyelimuti, sehingga prosesnya tidak dimulai-mulai. Padahal
